Selasa, 06 Desember 2016

Teknologi dan Seni

Pengembangan ilmu, teknologi, dan seni terjadi pada saat adanya akumulasi budaya yang berdasarkan pengembangan kebudayaan di dalam kehidupan sosial sehingga pada diri manusia muncul:

a.    pengembangan konsep dirinya bergerak dari seorang pribadi yang bergantung ke arah pribadi yang mandiri;
b.    manusia akan mengakumulasi berbagai macam pengalaman yang didapatkan sebagai sumber belajar yang berkembang;
c.    kemampuan penalaran manusia meningkat berorientasi pada tugas perkembangan peranan sosial yang dibawa;
d.    orientasi pada alam semesta bergeser dari orientasi yang objektif menuju subjektif untuk melakukan suatu aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuan. Pengembangan ilmu teknologi dan seni terdapat tingkatan yang melandasinya, yaitu berupa invention, discovery, innovation, dan development.
Ilmu dasar (basic science) merupakan landasan kajian ilmiah yang bersifat asasi yang digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan secara keseluruhan (Maman Rachman 2008: 207). Pengembangan ilmu dasar untuk kemaslahatan manusia disebut dengan ilmu terapan. Tujuannya adalah memecahkan masalahmasalah yang dialami umat manusia. Misalnya di dalam ilmu bahasa, kita belajar membaca huruf, kata, paragraf, sampai esai. Setiap proses tersebut membuat kita mengerti makna dari apa yang kita baca sehingga kita bisa mengerti berbagai ilmu dari tulisan yang kita baca. Dalam ilmu fisika pun ada fisika dasar dan fisika terapan.
Hasil-hasil dari ilmu terapan dapat berupa pengolahan bahan, penciptaan peralatan, penentuan langkah kegiatan, dan cara pelaksanaan yang ditempuh untuk menghasilkan sesuatu sesuai dengan tuntutannya. Bentuk pengembangan ini disebut teknologi, teknologi itu sendiri adalah suatu cara yang dipandang sebagai kepandaian untuk membuat sesuatu/melakukan sesuatu yang berhubungan dengan seni. Seni adalah keahlian membuat karya yang bermutu, dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya, dan lain sebagainya (Kamus Besar Bahasa Indonesia 1989). Teknologi dan seni merupakan dua hal yang berhubungan karena dengan keduanya yang terdapat dalam suatu karya, baik konkret maupun abstrak akan tercipta sebuah keseimbangan yang indah. Kita tidak bisa membayangkan jika teknologi atau seni berdiri sendiri. Bentuk televisi yang sama, model pakaian yang sama, lukisan-lukisan tangan saja, atau lagu-lagu tanpa adanya musik.
Jadi, teknologi dan seni merupakan penerapan ilmu dasar untuk memecahkan masalah guna mencapai suatu tujuan tertentu, sedangkan ilmu dasar/teori murninya mungkin diperoleh dengan jalan membersihkan pengaetahuan dari dorongan dan kepentingan manusiawi, walaupun berpaham rasionalis ataupun empiris (F Budi Hardiman 2009: 24). Dengan demikian, teknologi dan seni bersifat subjektif karena digunakan untuk tujuan tertentu yang bergantung pada penguasa teknologi dan seni, tetapi tetap harus diikuti norma moral etika kemasyarakatan yang luas. Francis Bacon mengatakan ilmu adalah kekuasaan sehingga teknologi merupakan alat kekuasaan. Akan tetapi, bukan berarti kita menggunakannya secara semena-mena karena ada istilah ilmu amaliah dan amal ilmiah yang berarti ilmu harus diamalkan dan tiap amalan harus bersifat ilmiah. Kata amal dalam bahasa Arab berarti tindakan atau perbuatan, dalam bahasa Indonesia berarti perbuatan kasih sayang atau charity. Jadi, ilmu itu harus berguna bagi orang lain, bukan hanya untuk memuaskan kepentingan pemiliknya sendiri.

Perkembangan teknologi dan seni berjalan bersama dan saling mendukung satu sama lain. Misalnya, seni peran dan seni musik semakin berkembang setelah ditemukannya listrik, seni rupa semakin berkembang setelah ditemukannya kamera foto, dunia sastra tulis pun menang atas sastra lisan setelah Johan Guttenberg menemukan mesin cetak. Di Indonesia, perkembangan teknologi sangat membantu banyak orang dalam berkomunikasi melalui internet, tetapi data menunjukkan hari-hari ini Indonesia menduduki peringkat pertama dalam hal cyber crime sedunia. Hal ini tentunya tidak sesuai dengan ilmu amaliah. Teknologi yang mulai bergeser dari teknologi industri menjadi teknologi informasi sekarang ini. 

________++++++++++++++++____________++++++++++++__________
Sumber:
Rukiyati dan Andriani Purwastuti,  L. 2015. Mengenal Filsafat Pendidikan. Universitas Negeri Yogyakarta : Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar