Rabu, 07 Desember 2016

Landasan Ontologis Perenialisme

Ontologi perenialisme mengikuti paham Aristoteles bahwa manusia adalah makhluk rasional (animal rationale). Benda individual adalah benda sebagaimana nampak di hadapan manusia ditangkap oleh panca indera sebagai substansi. Segala sesuatu (benda dan manusia ) ada esensinya di samping ada aksidensi. 

Esensi benda-benda dan manusia lebih diutamakan daripada aksidensinya. Segala sesuatu itu mempunyai unsur potensialitas yang dapat menjadi aktualitas melalui tindakan “berada”.. Manusia adalah potensialitas yang sedang berubah menjadi aktualitas (Gutek, 1988: 271).
Selain Aristoteles, tokoh lain yang menjadi panutan kaum perenialis adalah Thomas Aquinas. Dalam pandangan Thomas Aquinas (via Kneller, 1982: 20) manusia didefinisikan sebagai suatu “spirit-dalam-dunia”, suatu perwujudan spirit yang memiliki kesatuan esensial jasmani yang hidup. Manusia adalah unik, karena ia disusun dari pemenuhan kebutuhan badaniah dan subtansi spiritual dan diletakkan di antara dua dunia, dengan situasi jiwanya pada batas antara surga dan bumi. Manusia memiliki keabadian, ketidakmatian, dan jiwa yang bukan material yang menghidupkan prinsip-prinsip kesadaran diri dan kebebasan. Jiwa manusia menuntut (meminta) perwujudan dan memiliki sejarah, dan eksistensi sosial, suatu kesementaraan, berkaitan dengan bagian, yang mana manusia mengetahui, mencintai dan memilih.
Untuk kesinambungan alam, masing-masing manusia dibentuk oleh waktu, tempat dan partisipasi khusus dalam tulisan biografinya sendiri. Manusia adalah makhluk sosial yang dilahirkan, tumbuh, dewasa, dan meninggal dalam keluarga dan komunitas sosial. Sebagai hewan sosial dan komunikatif, manusia mengembangkan bahasa formal, menulis, dan membaca. Pola komunitas dan komunikasi diperoleh dan harus dipelajari. Sekolah sebagai agen sosial menyumbang perkembangan manusia sebagai seorang pemiikir dan partisipan komunikasi dalam masyarakat hidup (Kneller, 1982: 20).

  

)))))))))))))))))))))))))))))))))))(((((((((((((((((((((((((((((((
Sumber:
Rukiyati dan Andriani Purwastuti,  L. 2015. Mengenal Filsafat Pendidikan. Universitas Negeri Yogyakarta : Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar