Kamis, 08 Desember 2016

Landasan Aksiologis Penerialisme

Nilai-nilai berdasarkan azas supranatural yang abadi dan universal. Manusia sebagai subjek telah memiliki potensi untuk menjadi baik sesuai dengan kodratnya, tetapi ada kecendrungan dan dorongan untuk berbuat tidak baik. 

Kebaikan tertinggi adalah mendekatkan diri pada Tuhan sesudah itu baru kehidupan berpikir rasional.
Tokoh-tokoh yang berpengaruh untuk aliran perenialisme adalah filsuffilsuf Yunani Kuno seperti Plato, Aristoteles dan filsuf Abad Pertengahan seperti Thomas Aquinas.
Realisme ketuhanan Thomas Aquinas memiliki implikasi penting dalam pendidikan. Sejak akhir abad pertengahan, Thomisme adalah gabungan pandangan filsafat dengan pandangan katolik klasik. Walaupun Aquinas tidak mengonsentrasikan usaha-usaha pada konstruksi teori pendidikan, tetapi filsafat pendidikan Aquinas biasa diidentifikasi dengan lembaga pendidikan katolik. Dalam hal inilah yang menarik perhatian para pendukung pandangan individual seperti Robert Maynard Hutchins dan Mortimer Adler yang tidak sepakat dengan pandangan agama katolik klasik.
Dalam istilah klasifikasi filsafat, Thomisme merupakan satu variasi dari agama atau realisme ketuhanan. Thomas menerima pandangan dasar metafisika dan epistemologi realisme alam. Pandangan Thomas juga mencakup prinsip-prinsip kristiani. Thomas menerima :
1)   eksistensi keberadaan dunia objektif dan relasi antar yang ada. Independensi antara pengetahuan manusia dan keinginan (hasrat manusia;
2)   objek ini dapat diketahui sebagai mereka mengetahui pada dirinya sendiri;
3)   kebutuhan konformitas manusia untuk realita objektif pada pikiran dan tingkah laku manusia. Epistemologi Tomisme juga menerima dasar strategi kognitif realitas, yaitu objek atau person yang dapat diketahui melalui proses “dua-lapis” pengetahuan sensasi dan abstraksi.
Thomisme menggambarkan antara realisme natural Aristoteles dengan teologi kristen katolik sebagai sebuah sistem, keduanya saling memengaruhi. Dalam Thomisme, realita memiliki keduanya, yaitu dimensi spiritual dan material. Manusia memiliki keduanya, badan dan jiwa, juga dilihat keberadaan pada keduanya: Tuhan dan alam. Tuhan penyebab pertama dan pencipta dipandang sebagai sumber dari semua eksistensi, adalah pribadi dan pemelihara ciptaan dan keberadaan-Nya bukan dari dunia ini.
Pengaruh filsafat realistik dan teologi kristen dapat dijelaskan dengan beberapa karya mutakhir filsafat pendidikan yang didukung dari prinsip Thomisme. Beberapa pandangan pendidikan katolik (Catholic Viewpoint on Education), McLuskey (Gutek, 1974:56) mengatakan Thomisme adalah teologi, atau basis pendidikan katolik, dan filsafat atau basis perenial pendidikan katolik. Basis teologi pendidikan katolik adalah berikut ini.
1)   Tuhan memberikan manusia pengetahuan Ketuhanan yang memungkinkan untuk pengalaman hidup yang tak terbatas.
2)   Melalui dosa manusia jatuh dari kemuliaan.
3)   Yesus Kristus menebus dosa manusia dan mengembalikan pada kemuliaan Tuhan dan menjanjikan kehidupan kekal (ketuhanan).
4)   Kristus wujud manusia yang sempurna dan orang Kristen harus meneladani hidup Kristus.
5)   Hukum Tuhan adalah melengkapi hukum alam dan tidak mengurangi nilai akal dan alam.
Hukum Tuhan tidak mengurangi hak individu, keluarga, dan masyarakat. McCluskey (via Gutek,1974:56) juga menegaskan basis filsafat pendidikan katolik sebagaimana berikut.
1)   Eksisteni Tuhan dapat ditunjukkan oleh akal.
2)   Manusia memiliki tujuan keberadaan dengan menguasai alam.
3)   Sebagai pribadi, manusia memiliki kebebasan dan keberadaan akal.
4)   Kesempurnaan manusia terletak pada pengetahuan dan kepemilikan kebenaran, keindahan, kebaikan.
5)   Jasmani manusia memberikan sebuah keterkaitan dengan alam, dan jiwanya mengijinkan sebuah takdir yang mengatasi hukum materi dan hukum alam yang sementara.
Cunninghan (via Gutek, 1974: 58) dalam Pivotal Problems of Education merujuk sintesis realisme dan teisme sebagai supranaturalisme. Dia menegaskan bahwa manusia terdiri jiwa dan raga, dengan pantas dibimbing oleh kebenaran dan akal. Bagi Cunningham, pendidikan memiliki karakter yang abadi dan tidak berubah. Filsafat pendidikan yang didirikan diatas Ketuhanan dapat dilihat dari tujuan khusus pendidikan dalam istilah: asli, alam, takdir manusia. Keaslian manusia berasal dari Tuhan. Melalui tindakan penciptaan, manusia alami ditunjukkan dalam citra dan gambar Tuhan, takdir manusia adalah kembali ke Tuhan yang menciptakannya. Cuningham (via Gutek, 1974: 58) juga menyatakan bahwa filsafat pendidikan perenialisme secara khusus berkaitan cita-cita, tujuan, dan akhir yang tak terbatas. Hal ini berlawanan dengan naturalisme, eksperimentalisme, pragmatisme, dan progresivisme yang mengabaikan atau menolak eksistensi alam spiritualisme manusia dan kodrat spiritualnya.
Saling memengaruhi antara realisme dan theisme dalam filsafat Thomisme memiliki beberapa implikasi yang dinyatakan dalam pendidikan. Pendidikan akan memiliki dua-lapis, tetapi saling melengkapi tujuan-tujuan yang berasal dari dualitik manusia. Pendidikan harus: a) menyediakan pengetahuan, latihan dan aktivitas yang menyumbang pengolahan spiritualitas manusia, dan b) menyediakan pengetahuan, latihan dan aktivitas yang mengolah rationalitas manusia. Oleh karena itu, maksud (tujuan), praktik, dan tujuan-tujuan pendidikan dapat diorganisir pada konsep dan realitas yang bersifat dualisme. 

*****************************************
Sumber:
Rukiyati dan Andriani Purwastuti,  L. 2015. Mengenal Filsafat Pendidikan. Universitas Negeri Yogyakarta : Yogyakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar