Sabtu, 26 November 2016

Pendidikan Menurut Al-Ghazali

Al-Ghazali nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad alGhazali, lahir 450 H/1059 M. dan wafat 505 H/1111 M. Tujuan pendidikan menurut alGhazali adalah memperoleh keutamaan dalam agama dan akhlak untuk mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah. 

Dengan kata lain, tujuan pendidikan adalah untuk beribadah kepada Allah sebagaimana firman-Nya: “Tidaklah Aku jadikan jin danmelainkan untk beribadah kepada-Ku” (Q.S. 52:55). Kurikulum pendidikan menurutnya berdasarkan pada pembagian ilmu, yaitu ilmu agama (al-‘ilm al-Syar’i) dan ilmu dunia (al-‘ilm al-dunya). Ilmu agama sebagai ilmu terpuji terdiri dari atas: ‘ilmu ushul (ilmu pokok) terdiri dari ilmu al-Qur’an, Sunnah Nabi, pendapat-pendapat sahabat dan ijma; ilmu furu’ (cabang) terdiri dari: fiqih, ilmu tentang hati, dan akhlak; ilmu pengantar (muqadditerdiri dari ilmu bahasa dan gramatika; ilmu pelengkap (mutammimah) terdiri dari ilmu qira’at, makhraj huruf, tafsir, nasikh mansukh, lafaz umum dan khusus, lafaz nash dan zahir serta riwayat para sahabat. Ilmu duniawi terdiri dari ilmu yang terpuji seperti kedokteran, ilmu berhitung dan ilmu perusahaan.
Berdasarkan objeknya ilmu juga dibagi menjadi: ilmu tercela, yakni tidak bermanfaat seperti sihir, azimat, nujum dan ramalan nasib; ilmu terpuji terdiri dari ilmu agama dan ilmu untuk mensucikan hati; ilmu yang dalam kadar tertentu terpuji dan jika mendalaminya bisa tercela seperti filsafat naturalisme. Menurutnya, jika ilmu itu dipelajari dapat menimbulkan kekacauan pemikiran dan keraguan. Ilmu juga dibagi menjadi ilmu yang fardhu ‘ain, yakni wajib dipelajari oleh setiap orang seperti ilmu agama dan cabang-cabangnya dan ilmu fardhu kifayah, yakni yang wajib bagi suatu kelompok seperti kedokteran, matematika, pertanian, pertenunan, politik, pengobatan dan jahit menjahit.

Menurut al-Ghazali dalam pendidikan, guru mutlak diperlukan. Sifat-sifat guru antara lain: penuh kasih sayang, tidak mengaharap upah, senantiasa memberi nasihat, memberikan teguran, tidak fanatik, memperhatikan perkembangan berpikir anak, menyampaikan pelajaran secara mudah dan jelas, dan mengamalkan ilmunya. Seorang murid hendaknya memuliakan guru, saling menyayangi, menjauhi pemikiran yang menyesatkan dan mempelajari berbagai ilmu yang bermanfaat. Al-Ghazali menekankan metode mujahadah dan riyadlah, kedisiplinan dan pembiasaan, penyajian naqli dan ‘aqli, pemberian hukuman dan pujian, serta bimbingan dan nasihat.

@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@

Sumber:
Yoyo Hambali, MA. 2011. Filsafat Pendidikan - Studi Perbandingan antara Filsafat Barat dan Filsafat Islam. BEKASI : UNIVERSITAS ISLAM “45”. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar