Kamis, 24 November 2016

Filsafat dan agama


Agama dan filsafat memainkan peran yang mendasar dan fundamental dalam sejarah dan kehidupan manusia. Selain menaruh filsafat sebagai sumber pengetahuan, Barat juga menjadikan agama sebagai pedoman hidup. Hubungan filsafat dan agama di Barat telah terjadi sejak periode Yunani Klasik, pertengahan, modern, dan kontemporer, meskipun harus diakui bahwa hubungan keduanya mengalami pasang surut.


Dewasa ini, di Barat terdapat kecenderungan yang kuat terhadap peranan agama. Masyarakat modern yang rasionalistik, vitalistik, dan materialistik, ternyata hampa spiritual sehingga mulai menengok dunia Timur yang kaya nilainilai spiritual. Kalau dilihat melaui sudut pandang Islam maka hubungan antar filsafat dan agama yaitu sangat erat hubungannya. Al-Quran mengatakan bahwa sarana yang digunakan dalam mempelajari objek, yakni akal dan objek yang diperintahkan untuk dipelajari yaitu yang bersifat realitas secara menyeluruh. Ayat-ayat yang menerangkan itu di antaranya “maka berpikirlah wahai orangorang yang berakal dan berbudi”. Di sini dapat kita katakan bahwa Al-Quran memandang positif hubungan antara filsafat dan agama.
Kerja akal disebut berfilsafat jika dalam memakainya seseorang menggunakan metode berpikir yang memenuhi syarat-syarat pemikiran logis. Kebenaran tidak akan berlawanan dengan kebenaran sehingga jika pemikiran akal (sebagai sumber asasi filsafat) dan Al-Quran (sebagai sumber asasi agama) tidak membawa pertentangan maka itu merupakan suatu kebenaran.
Mengenai dikotomi agama dan filsafat serta hubungan antara keduanya, para pemikir terpecah dalam tiga kelompok: kelompok pertama, berpandangan bahwa antara keduanya terdapat hubungan keharmonisan dan tidak ada pertentangan sama sekali. Kelompok kedua, memandang bahwa filsafat itu bertolak belakang dengan agama dan tidak ada kesesuaiannya sama sekali. Kelompok ketiga, yang cenderung moderat, substansi gagasannya adalah pada sebagian perkara dan persoalan terdapat keharmonisan antara agama dan filsafat di mana kaidah-kaidah filsafat dapat diaplikasikan untuk memahami, menafsirkan, dan menakwilkan ajaran agama.

Sangat penting untuk digarisbawahi bahwa yang dimaksud filsafat dalam makalah ini adalah metafisika (mâ ba’d ath-thabî’ah). Jadi, subjek pengkajian kita adalah hubungan antara agama dan metafisika, namun metafisika menurut perspektif para filsuf Islam. Sebelumnya telah disinggung bahwa sebagian pemikir Islam memandang bahwa antara agama dan filsafat terdapat keharmonisan. Sekitar abad ketiga dan keempat hijriah, filsafat di dunia Islam mengalami perkembangan yang cukup pesat., salah seorang filsuf dan teolog Islam, mengungkapkan hubungan antara agama dan filsafat, berkata “Syariat (baca: agama) adalah filsafat mayor dan filsuf hakiki adalah orang yang mengamalkan ajaran-ajaran syariat”. Ia yakin bahwa filsafat merupakan ilmu dan obat yang paling ampuh untuk menyembuhkan segala penyakit kemanusiaan.

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Sumber:
Suaedi. 2016. Pengantar Filsafat Ilmu. Bogor: PT Penerbit IPB Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar