Jumat, 25 November 2016

Epistemologi - Sarana Berpikir Ilmiah

Tujuan mempelajari sarana berpikir ilmiah:
1.      Sarana ilmiah bukan merupakan ilmu dalam pengertian bahwa sarana ilmiah itu merupakan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmu (deduktif dan induktif), sarana berpikir ilmiah tidak menggunkan ini dalam mendapatkan pengetahuannya, melainkan mempunyai metode-metode tersendiri.


2.      Tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaah ilmiah secara baik, sarana berpikir ilmiah antara: bahasa logika matematika dan statistik.

Bahasa, manusia dapat berpikir dengan baik karena ada bahasa. Simbol bahasa yang bersifat abstrak memungkinkan manusia untuk memikirkan sesuatu secara berlanjut, bahasa adalah sarana komunikasi. Buah pikiran, perasaan dan sikap, mempunyai fungsi simbolik (komunikasi bahasa ilmiah), emotif (komunikasi estetik), dan ojektif.Bahasa merupakan serangkaian bunyi dan lambang dimana rangkaian bunyi tu membentuk suatu arti tertentu atau rangkaian bunyi=kata (melambangkan satu objek tertentu).
a.    Bahasa
Fungsi bahasa secara umum dapat dibagi menjadi 4 bagian yaitu:
1.      Alat komunikasi.
2.      Alat mengekspresikan diri.
3.      Alat berintegrasi dan beradaptasi sosial.
4.      Alat kontrol sosial.
Dalam filsafat keilmuan fungsi, memikirkan sesuatu dalam benak tanpa dalam objek yang sedang kita pikirkan, membuat manusia berpikir terus menerus dan teratur, mengkomunikasikan apa yang sedang dia pikirkan. Komunikasi ilmniah memberi informasi pengetahuan berbahasa dengan jelas bahwa makna yang terkandung dalam kata-kata yang digunakan dan diungkapkan secara tersusun (eksplisit) untuk mencegah pemberian makna yang lain.
Karya ilmiah: tata bahasa, merupkan alat dalam mempergunakan aspek logis dan kreatif dari pikiran untuk mengungkapkan arti dan emosi dengan mempergunakan aturan-aturan tertentu. Mempunyai gaya penulisan yang pada hakekatnya merupakan usaha untuk mencoba menghindari kecenderumgan yang bersifat emosional bagi kegiatan seni namun merupakan kerugian bagi kegiatan ilmiah. Beberapa kekurangan bahasa antara lain:
1.    Sifat multi fungsi dari bahasa itu sendiri (emotif, ajektif, simbolik).
2.     Arti yang tidak jelas dan bebas yang ikandung oleh kata-kata yang membangun bahasa, kadangkadang lingkup rtinya terlalu lemas misalnya cinta, pengelola (usaha kerja sama yang bedominasi).
3.    Sifat menjenuh bahasa dapat menimbulkan kekacauan semantik, dimana dua orang berkomunikasi mempergunakan sebuah kata yang sama untuk arti yang berbeda.
4.    Konotasi yang bersifat emosional.

b.    Matematika
1.      Matematika sebagai bahasa: melambangkan serangkaian mkna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan.
2.      Lambang bersifat “arti fisial” yang baru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan kepadanya.
3.      Matematika menutupi kekurangan bahasa verbal ( hanya satu arti = x).

Sifat Kuantitatif Dari Matematika
Kelebihan lain dari Matematika mengembangkan bahasa numerik yang memungkinkan kita untuk melakukan pengukuran kuantitatif. Matematika: Sarana Berpikir Deduktif, yaitu Proses pengambilan kesimpulan yang didasarkan pada premispremis yang kebenarannya sudah ditentukan.

c.    Perkembangan Bahasa
Bahasa yang berfungsi sebagai alat pikir. Mengalami perkembangan:
1.      Mesir = Pertanian, perdagangan, bangunan, mengontrol banjir.
2.      Yunani : - Menambah nilai estetik, - Meletakkan matematika sebagai cara berpikir rasional, - Ilmu ukur Euchid, - Aljabar, - Renaissance (Newton), - Modern (Einstein).
Hal lain dari Matematika:
·       Tidak mengandung kebenaran yang bersifat faktual mengenai dunia empiris.
·       Kriteria kebenarannya adalah konsisten dari berbagai postulat definisi dan berbagai aturan permainan lainnya.

Ilmu Ukur Euchid – Newton
NonEuchid (Gauss, Lobachevskii, Bolyai, Rieman)- Einstein masih bersifat akademis.
1.      Beberapa Aliran dalam Filsafat Matematika:
- Immanuel Kant (1724-1804): Matematika merupakan pengetahuan sintetik apriori dimana eksistensi matematika tergantung dari panca indera serta pendapat dari aliran logistik yang berpendapat bahwa matematika merupakan cara berpikir logis.
- Jan Brouwer ( Belanda) (1881-1966): Kaum intusionis. Intuisi murni dari berhitung merupakan titik tolak tentang matematika bilangan.
- David Hilbert (1862-1943): kaum formalis. Menekankan aspek formal dari matematika sebagai bahasa perlambang.

d.    Statistik = Peluang
Distribusi variabel yang ditelaah dalam suatu populasi tertentu.
Statistik = Cara berpikir Induktif
Deduktif – kesimpuan benar jika premis-premis yang digunakan benar.
Induktif = Premis benar, cara pemikiran sah maka kesimpulan belum tentu benar tetapi mempunyai peluang benar.
Statistika = pengetahuan yang memungkinkan kita untuk menghitung tingkat peluang ini dengan eskak. (dalam statistika bisa ada kejutan).
Statistika digunakan dalam banyaknya kasus yang diamati = kesimpulan bersifat umum.

Fungsi/kegunaan Statistika:
- Cara menarik kesimpulan bersifat umum dengan jalan hanya mengamati sebagian populasi.
- memberikan secara kuantitatif tingakat ketelitian dari kesimpulan yang ditarik tersebut, yang pada pokoknya didasarkan pada asa yang sederhana, yakni maki8n besar contoh yang digunakan makin tinggi tingkat ketelitian.
- Memberikan kemampuan bagi kita untuk mengetahui apakah suatu hubungan kausalita antara dua faktor atau lebih bersifat kebetulan atau memang benar-benar terkait secara empiris.
- Penarikan kesimpulan secara statistik memungkinkan kita untuk melakukan kegiatan ilmiah secara ekonomis. Karakteristik: Bersifat peluang atau kegiatan.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Sumber:

Filsafat Ilmu oleh Wisma Pandia, S.Th., Th.M. Diktat Kuliah Sekolah Tinggi Theologi Injili Philadelphia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar