Sabtu, 26 November 2016

Alur berpikir sistemik

Telah diuraikan sebelumnya bahwa berpikir sistemik dilakukan dengan cara mengombinasikan antara analisis dan sintesis. Kita harus memahami dan akhirnya memadukan dua kemampuan dasar. Analisis adalah alat untuk memahami elemen-elemen suatu permasalahan.

Misalnya: mengapa terjadi banjir dan longsor di suatu daerah?
Maka, kita perlu meneliti:
a.      saluran air,
b.      kondisi tanah,
c.       aliran sungai,
d.      kondisi gunung atau hutan di hulu, dan
e.      curah hujan yang terjadi.

Setelah itu, kita melakukan sintesis, yakni proses untuk memahami bagaimana elemen-elemen itu berfungsi secara bersama-sama. Di sini kita dituntut memahami elemen-elemen tersebut secara mendasar sebelum memadukannya. Kita bisa melihat hubungan yang jelas antara curah hujan yang tinggi dan kondisi hutan atau gunung yang gundul, lalu menyebabkan aliran sungai yang sangat deras dan akhirnya menyembur ke daerah tertentu. Kondisi semakin parah apabila saluran air di daerah sangat buruk sehingga tak bisa menampung aliran air yang melimpah (banjir) dan kondisi tanah yang rawan hingga menyebabkan longsor.
Dalam interaksi antar elemen tersebut, kita memahami bahwa segala hal merupakan bagian dari suatu sistem, dengan kata lain segala hal berinteraksi satu sama lain. Tak ada suatu perkara di atas muka bumi ini yang berdiri sendiri sebab semuanya saling terkait. Memahami proses interaksi ini sulit karena selain banyak ragamnya, juga terkadang tidak tampak kasat mata dan satu sama lain saling memengaruhi sehingga tak jelas faktor mana yang lebih dulu muncul.

Kita perlu pola dari interaksi antar elemen dalam suatu Sistem. Untuk memahami bekerjanya suatu sistem akan lebih mudah pada tingkat pola, bukan pada detailnya. Jika kita ingin memahami hutan, kita pandang secara keseluruhan, bukan mengamati pohonnya satu per satu. Berpikir serba-sistem adalah cara agar kita menemukan pola secara sadar dan proaktif.

000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000
Sumber:

Suaedi. 2016. Pengantar Filsafat Ilmu. Bogor: PT Penerbit IPB Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar