Sabtu, 19 November 2016

ARTIKEL PKN - CARA MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK MENJADI BAIK

TEMA: cara membentuk karakter peserta didik menjadi baik

Guru Si Pencontoh dan Peserta Didik Si Peniru
Semua manusia diciptakan dalam keadaan polos berwarna putih dan kehidupan dari luarlah yang mewarnai manusia menjadikannya memiliki berbagai warna mulai dari warna cerah yang melambangkan kebaikan dan warna gelap yang melambangkan keburukan. Semua sudah tahu bahwa peserta didik tidak lahir dengan sendirinya pasti ada orang pengasuh yang melahirkannya yang kita sebut orang tua. Orang tua lah yang berperan penting dalam mewarnai peserta didiknya karena keluarga adalah kelompok sosial pertama yang dikenal oleh anak.


Dalam pembentukan sikap dan karakter peserta didik menjadi baik orang tua harus melakukan penerapan melalui pengenalan moral, dan aturan-aturan yang terjadi sejak peserta didik itu lahir. Tanpa penerapan ini seorang peserta didik akan melakukan penyimpangan sosial baik tingkah laku, sifat, karakter kebiasaan, dan lain-lain. Seorang dituntut untuk berprilaku dan berakhlak baik. Membentuk sikap dan perilaku yang baik itu sangat diperlukan untuk membentuk karakter seseorang dalam berprilaku baik dilingkungan keluarga maupun dilingkungan masyarakat agar peserta didik itu diterima di lingkungan keluarga ataupun masyarakat dimana peserta didik itu tinggal.
Pada era modern akhlak, tingkah laku, sifat, karakter, kebiasaan peserta didik semakin memburuk. Untuk itu kita sebagai guru perlu menciptakan generasi-generasi yang mempunyai sikap dan perilaku yang baik. Seorang peserta didik akan dikenalkan norma, dan aturan-aturan baik budaya, agama maupun sosial. Aturan dan norma disampaikan melalui dua faktor, yaitu intern dan ekstern faktor ini saling berkaitan dan bahkan sulit untuk dipisahkan.
1.      Faktor Intern
Disini mengacu pada peranan keluarga, keluarga memiliki peran penting, bahkan bisa dibilang faktor primer. Kondisi keluarga yang harmonis dapat mempengaruhi pola sikap dan perilaku yang baik pada peserta didik begitupula dengan keluarga yang tidak harmonis dapat mempengaruhi pola sikap dan perilaku peserta didik menjadi tidak baik atau sering disebut penyimpangan moral.
Seorang peserta didik yang baru masa pembentukan sikap hanya bisa meniru tingkah laku disekitarnya ia belum bisa menciptakan apa yang harus dilakukan. Sehingga secara tanpa sadar itu membentuk sikap dan perilaku peserta didik. Penyampaian norma-norma kepada peserta didik dapat berbentuk lisan maupun tulisan.
a.       Bentuk lisan disampaikan pada peserta didik yang belum mengenal tulisan
Kita sebagai seorang guru atau sebagai pendidik ketika menemukan peserta didik yang memang belum mengenal tulisan kita dapat memberitahukan, menanamkan dan meyampaikan tentang moral apa-apa yang baik dilakukannya melalu penyampaian berupa dialog. Bentuk lisan memiliki pengaruh yang sangat kuat untuk membentuk karakter peserta didik, Sebagai guru kita harus menyampaikan pesan moral dengan teliti. Karena apa yang disampaikan itu direspon sangat besar.

b.      Bentuk tulisan yaitu setelah peserta didik telah mengenal tulisan
Disini peran guru adalah dengan menyediakan media untuk peserta didik agar bisa menerima pesan moral melalui tulisan diantaranya adalah menyediakan buku-buku yang bernilai moral yang baik. Akan tetapi bentuk ini mengalami kesulitan karena tidak semua peserta didik suka membaca, tetapi  dengan menggunakan kreativitas kita dengan memberikan buku dengan penuh gambar-gambar yang menarik dan berwarna tentu saja minimal kita dapat menarik perhatiannya, dan akan membaca buku tersebut.

2.      Faktor ekstern
Faktor ini sedikit rumit karena faktor ini dimulai sejak peserta didik atau peserta didik mengenal dunia bermain. Teman bermain juga berpengaruh besar dalam pembentukan sikap dan perilaku. Pada masa ini seorang peserta didik memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dari hal baik sampai hal buruk seorang peserta didik sudah mulai menciptakan sifat sendiri. Seorang peserta didik akan mudah terpengaruh dengan teman sebayanya, ia akan merespon kemudian menyimpan apa yang dilakukan selama beraktivitas dari hal baik sampai hal yang buruk. Walaupun orang tua dan juga guru telah menyampaikan bahwa itu salah akan tetapi dikarenakan rasa ingin tahu yang tinggi peserta didik akan selalu ingin mencoba hal yang baru.
Tahap ini hampir menyerupai faktorkeluarga, meskipun faktor ini sering berkolaborasi dengan faktor keluarga. Pada faktor ini peserta didik tidak hanya mengenal keluarganya sendiri tapi juga mengenal keluarga lain seperti keluarga teman bermainnya.

Membentuk karakter peserta didik dilakukan dengan proses yang panjang dan melelahkan jika ingin tercapai harapan kita untuk memiliki generasi-generasi baru yang berkualitas yang memiliki kepribadian baik dan berhati mulia. Cara membentuk peserta didik agar memiliki kepribadian yang baik :
·       Sikap dan perilaku orang tua
Pembentukan perilaku peserta didik dalam keluarga ditentukan oleh sikap dan perilaku orang tua yang dapat diamati peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Dalam lingkungan pendidikan guru merupakan orang tua bagi peserta didik di sekolah. Sebagai orang tua disekolah, guru harus mengetahui tentang strategi yang dapat digunakan untuk membentuk perilaku peserta didik, harus dapat menimbulkan limpahan penyebab bagi peserta didik untuk percaya dan merasa aman.
Kita sebagai guru harus mengajarkan nilai kepada peserta didik karena inilah amal yang paling nyata dan paling efektif yang dapat kita perbuat untuk kebahagiaan mereka. Sebagai orang yang beragama, kita perlu membentuk perilaku beragama pada generasi penerus, baik sebagai pribadi pendidik. Perilaku guru yang didasari agama akan dapat menuntun peserta didik menjadi mausia yang bermoral, manusia yang berbudi luhur, manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, manusia yang mengamalkan segala ajaran agama. Oleh karena itu maka melalui pendidikan, guru perlu menghindarkan peserta didik dari empat gejala, yaitu : berdusta, mencuri, mengupat atau mencerca juga melakukan penyimpangan dari norma-norma.
Peserta didik perlu dihindarkan dari berdusta , dalam bentuk ucapan maupun perbuatan yang tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya. Peserta didik dibiasakan harus berterus terang berbicara atau berbuat jujur. Peserta didik perlu dihindarkan dari kegiatan mencuri, yaitu mengambil barang milik orang lain. Oleh karena itu peserta didik perlu dibiasakan untuk menyisihkan uang jajannya atau miliknya untuk didermakan kepada orang lain. Peserta didik dibiasakan untuk menghormati milik orang lain, misalnya tidak mengambil mainan teman, tidak membiarkan peserta untuk menyimpan barang orang lain.
·       Pengembangan Afeksi
Perilaku peserta didik ditentukan oleh kuat lemahnya perasaan, yang dapat menyenangkan atau mengganggu dirinya. Perasaan peserta didik adalah sumber energi yang dapat menentukan perilakunya. Perasaan positif dapat menimbulkan kepercayaan diri yang memberikan kekuatan yang besar dalam memotivasi peserta didik untuk membuka diri terhadap lingkungan untuk berkembang. Perilaku yang dihasilkan umumnya juga perilaku yang positif. Perasaan negative seperti sedih, tertekan menimbulkan perilaku negatif. Reaksi motivasi dari dalam diri peserta didik muncul karena emosi. Emosi adalah suatu pengemudi dri dalam diri peserta didik Keadaan emosi mengandung warna perasaa disetai perubahan fisiologis.
Ekspresi emosi dapat menimbulkan pucat, merah,ketawa, gerakan maju atau mundur, memeluk atau menyerang. Suatu stimulasi memunculkan emosi yang berbeda dari setiap peserta didik.Emosi peserta didik tergantung pada kondisi kesehatan, sikap, minat,cita-cita, tujuan dan pemahamannnya. Peserta didik dalam pengungkapan emosinya spontan ; ia akan memekik bila kegirangan. Akan memukul bila marah, menangis dan lari , bila mengelami emosi ketakutan. Oleh karena itu peserta didik perlu belajar dalam mengungkapkan emosinya. Kehidupan emosional dan perkembangan emosi pada peserta didik merupakan hal yang penting. Secara emosional peserta didik belajar tentang apa yang boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
·       Pembiasan dan Disiplin
Pembentukan kebiasaan dan disiplin perlu dilakukan sejak dini secara bersamaan. Dengan pembiasaan maka peserta didik dengan sendirinya peserta didik belajar disiplin. Disiplin yang dilakukan secara terus menerus akan membuat peserta didik memiliki kebiasaan yang kita harapkan. Pembiasaan atau pembentukan kebiasaan merupakan bantuan yang diberikan untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan yang diharapkan yaitu degan latihan-latihan yang diberikan berulang-ulang sehingga terbentuk kebiasaan baru.
Latihan ini diberikan melalui contoh dan teladan, suruhan, larangan, pujian dan hukuman, tergantung pada kondisi dan situasi yang diperlukan . Pembiasaan yang perlu dilakukan pada peserta didik, antara lain yaitu : Pembiasaan bersih, pembiasaan menolong diri sendiri, pembiasaan menghargai orang lain.
·       Menegur bila peserta didik berbuat salah
Kepada peserta didik harus sejak dini disampaikan tentang moralitas dan tata cara bertingkah laku yang benar sesuai etika, norma dan kaidah yang berlaku. peserta didik harus diberikan pemahaman tentang mana hak dan mana kewajiban. Sebagai guru diperlukan sikap tegas untuk dapat menegur perilaku peserta didik yang tidak baik dan menyalahi norma-norma yang ada. Dengan adanya teguran membuat peserta didik sadar dan mengerti akan kesalahannya dan ada kesadaran untuk tidak mengulangi perbuatan tersebut.
·       Memuji bila peserta didik berperilaku baik
Melontarkan pujian setiap kali peserta didik berperilaku baik akan mendorong peserta didik untuk senantiasa berbuat kebaikan. Perkataan sederhana sebagai bentuk penghargaan menumbuhkan kepercayaan diri pada peserta didik bahwa orangtua mendukung tindakan mereka. Contohnya ketika peserta didik menunjukkan kepeduliannya dengan ikut membantu teman yang kesulitan dalam mengerjakan soal latihan, maka kita sebagai guru hendaknya berkata: “Ibu senang melihatmu membantu temanmu, nak”.
·       Membantu memecahkan masalah peserta didik
Seorang peserta didik akan merasa diperhatikan dan disayangi bila gurunya dapat mendengar dan memberi perhatian terhadap segala macam permasalahan peserta didik. Memberi usulan atau jalan keluar terhadap masalah yang dihadapi, tanpa paksaan dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba pendapatnya merupakan wujud kasih sayang orangtua dalam memberikan pelajaran dalam hal peserta didik harus bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya.
·       Memberi contoh yang baik
Guru adalah model dan contoh langsung bagi perilaku peserta didik disekolah. Guru harus memulai dengan memberikan teladan yang baik dalam segala hal sehingga dapat menjadi cermin dan tuntunan bagi peserta didik. Peserta didik akan belajar dan meniru apa yang dikatakan atau dikerjakan gurunya saat pembelajaran berlangsung ataupun tidak. Peserta didik yang mendengar ogurunya berkata buruk, caci maki, dan celaan, mereka akan sulit untuk bertutur manis. Peserta didik yang melihat gurunya pemarah, sulit untuk belajar sabar. Peserta didik yang melihat gurunya bersikap keras, tidak mungkin belajar kasih sayang.

Selain cara-cara membuat perilaku peserta didik menjadi  baik, kita sebagai guru juga haru mengetahui apa-apa saja yang tidak boleh di lakukan kepada peserta didik kita. Berikut adalah beberapa hal yang sebaiknya dihindari :
·       Mengancam
Menghadapi peserta didik yang sedikit susah diatur memang memusingkan bahkan tak jarang hal itu justru sedikit menjengkelkan. Namun perilaku mengancam meski secara halus maupun kasar tidak dibenarkan. Misalkan menghadapi peserta didik yang sulit mengunyah makanan dengan menakuti bahwa giginya bisa ompong dan sebagainya hanya akan berdampak buruk. Mengancam dengan nada halus maupun tinggi tidak akan menyelesaikan masalah. Ancaman memang efektif agar membuat peserta didik mau menuruti semua perintah kita, namun hal itu hanya bersifat sementara. Karena didasari pada rasa takut bukan kesadaran peserta didik semata. Dan kelak jika si peserta didik sudah mulai mengerti ia akan merasa dibohongi.
·       Terlalu Menekan
Sikap terlalu mengatur dan mengarahkan peserta didik, tanpa memperhatikan hak peserta didik untuk menentukan keinginan dan jalannya sendiri atau mengembangkan minat dan bakatnya pada bidang yang mereka cintai. Akan berakibat pada psikologisnya seperti akan menjadi lamban, tidak memiliki pendirian, selalu bekerja sesuai perintah layaknya robot, dan bukan tak mungkin menjadikan peserta didik menjadi suka melawan saat ia mulai bisa membela diri nanti. Untuk itu, akan lebih baik jika kita memberikan kesempatan peserta didik untuk memilih bidang mana yang mereka sukai.
·       Melanggar Janji

Saat kita membuat janji pada peserta didik kecil jangan pernah sesekali menganggapnya sebagai hal yang sepele dan bisa dilanggar karena mereka masih kecil. Peserta didik di usia dini justru akan mengerti dengan lebih baik daripada yang kita bayangkan. Mereka akan mengerti apakah kita menunjukkan prioritas atau tidak terhadap mereka. Untuk membentuk pribadi peserta didik yang lebih baik, ada baiknya jika kita juga menepati apa yang sudah kita janjikan pada peserta didik.

Terimakasih telah mau membaca ini. Sampai jumpa. :D 

 ありがとう みんなさん😍

Tidak ada komentar:

Posting Komentar